Konsisten dengan Komitmen yang Telah Dibangun
Salah satu masalah yang sering dialami sebagian besar orang dalam mencapai mimpi-mimpinya adalah kurangnya konsistensi dalam menjalankan apa yang dicita-citakan. Pada mulanya biasanya dipenuhi dengan semangat hidup yang luar biasa dalam mencapai cita-cita. Tetapi lambat laun, seiring dengan perkembangan waktu yang terus berjalan, seperti sebuah roda, keinginan dan motivasinya kadang berjalan naik turun.
Pada suatu saat, motivasi kita berada pada titik paling atas. Saat itu, kita merasakan sebuah semangat yang luar biasa seakan tidak ada satupun yang bisa menghalangi kita. Kita bekerja sangat keras untuk mencapai apa yang kita cita-citakan. Dalam perjalanan waktu, satu rintangan menghadang. Mungkin kita masih tergar dengan satu rintangan tersebut. Namun di saat lain, tantangan lain kembali menyapa di depan kita. Saat itulah menjadi titik kritis yang harus dilewati. Apakah kita sanggup menjaga semangat hidup yang telah kita bangun ataukah kemudian kita loyo dan menjadi lemah lalu mundur.
Saat kita ingin menjadi guru yang profesional misalnya, banyak sekali tantangan dan godaan yang mewarnai perjalanan kita. Cibiran dan ejekan dari teman-teman, sangat mungkin kita dapatkan yang menganggap kita dengan berbagai macam pikiran negatif. Tantangan dari luar diri kita mungkin bisa kita tepis dan abaikan. Lebih sulit adalah bagaimana mengatasi tantangan dan godaan yang ada dalam diri kita sendiri.
Godaan untuk bermalas-malasan misalnya, selalu membisik dalam diri kita. “Ah, ngapain bekerja keras, toh gajinya sama”, atau “Ayolah, sedikit bersenang-senang, bukankah hidup hanya sekali”, atau “Jangan terlalu keras pada diri sendiri, ngga baik untuk kesehatan”, dan banyak lagi godaan lain yang ada dalam diri kita. Berbagai godaan itu bisa terus terngiang-ngiang sehingga kita terkadang terbuai dengan godaan tersebut lalu kemudian sedikit demi sedikit mengikutinya. Kita berpikir, “ah, bersenang-senang sedikit tidak ada ruginya”. Tetapi sekali kita berpikir semacam itu, kita akan terjebak untuk terus melakukannya hingga kita melupakan mau ke mana kita akan berjalan.
Hawa nafsu dalam diri kita seperti anak kecil yang menyusu pada ibunya. Kalau ibunya terus menyusui anaknya, sampai kapanpun anaknya akan menyusu pada ibunya, bahkan sampai besar. Karena itulah, biasanya ibunya menghentikan anak-anaknya menyusui pada sekitar umur dua tahun (menyapih-nya) agar tidak keterusan sampai besar. Harus ada sedikit pemaksaan dan pembiasaan memang, dan anak juga akan kecewa atau menangis, atau bahkan mengamuk. Tetapi jika kita kuatkan hati, maka si anak akan menurut. Sama dengan nafsu dalam diri, jika kita tegas untuk berkata tidak kepada hal-hal yang merugikan kita, maka kita akan memenangkan pertempuran dengan diri sendiri tersebut.
Ingatlah Tujuan Awal
Gambarlah sedetail mungkin tujuan dan cita-cita kita, agar kita selalu ingat pada tujuan tersebut. Ada seorang guru yang menggambar dirinya sedang bersalaman dengan Presiden atas penghargaan sebagai guru teladan tingkat nasional. Gambar itu lalu dibingkai dan ditempelkan di dinding rumahnya. Di bawah gambar itu tertulis: “Suatu saat nanti, aku akan bersalaman dengan Presiden karena aku adalah guru teladan tingkat nasional”.
Gambaran itu begitu nyata dalam pikiran kita, selalu mewujud dalam tekad yang kuat untuk mencapai apa yang kita cita-citakan. Jika kita ingin memiliki rumah misalnya, gambarlah rumah yang kita inginkan, atau foto rumah tersebut, lalu bingkai dan tempelkan di dinding. Tuliskan di bawahnya: “Lima tahun lagi, kita akan tinggal di rumah ini”. Sama juga saat kita menginginkan untuk mempunyai mobil misalnya, tempelkan gambar mobil itu dan tuliskan tekad kita. Dengan adanya gambar besar itu, akan memudahkan kita untuk kembali bersemangat hidup.
Hidup itu Tergantung Kita. Dunia tidak akan menangis kalau kita gagal, juga tidak akan tertawa kalau kita sukses. Karena itu, jangan pernah tergantung kepada orang lain atau keadaan. Ciptakan motivasi dalam diri kita yang kuat dalam mencapai sesuatu, sehingga apapun yang terjadi di luar diri kita tidak akan berpengaruh terhadap apa yang kita jalankan.
Halangan dan Rintangan adalah Tantangan. Anggaplah semua halangan dan rintangan sebagai penyemangat. Ubah energi negatif yang kita terima menjadi energi positif. Semakin kita mampu mengubahnya, maka energi kita akan jauh lebih berlipat ganda dari sebelumnya.
Jangan Salah Bergaul. Bergaul dan berinteraksilah dengan orang-orang yang punya semangat hidup. Karena semangat hidup itu menular. Jika kita bergaul dengan orang-orang yang tidak punya semangat hidup, maka hidup kita akan tertular untuk tidak bersemangat. Tetapi jika kita bergaul dengan orang-orang yang punya semangat hidup tinggi, kita akan jauh lebih bersemangat untuk mencapai apa yang kita cita-citakan.
Membaca, Menghadiri, Memotivasi Diri. Membaca berbagai buku motivasi akan memperkuat semangat hidup kita. Membaca tokoh-tokoh yang sukses juga akan memperkuat semangat hidup kita. Hadiri berbagai seminar ataupun acara yang memberi semangat. Dengan demikian, motivasi kita akan selalu terjaga.
Review Rencana Hidup. Cobalah untuk mereview dan mengevaluasi secara berkala rencana hidup yang telah kita buat. Kita mengevaluasi mana yang sudah tercapai, dan mana yang belum. Review ini akan membantu kita untuk melakukan evaluasi secara berkala apa yang kurang dan apa yang harus diperbaiki di masa mendatang.
Disiplin adalah kunci. Kunci utama adalah disiplin. Jadikan disiplin sebagai kebiasaan. Mungkin awalnya berat, tetapi jika sudah menjadi kebiasaan yang menginternal dalam diri kita, akan jauh lebih mudah. Disiplin akan membuat kita kuat dan bertahan terhadap berbagai tantangan dan rintangan yang ada.
tulisanmu sgt bermanfaat pagi ini bro!trimakash.sy akn selalu me-review tujuan2 / rencana hidup saya yg sdh sy tulis disebuah buku kecil
itulah.. disiplin yah.. ? hmm